Rabu, 11 Februari 2009
DIALOG DENGAN AIR
Bismillahirrohmaanirrohiim...
" Hai menyingkirlah dari batu itu! Kau menghalangi tetesanku!" teriak sumber air di atasku. Aku tak bergeming. Sebagian tubuhku basah oleh tetesan air.
"Bagaimana aku bisa menghancurkan batu itu jika kau tetap di situ!" Teriak air lagi ketika dilihatnya aku tak bergeser sesenti pun. Aku terhenyak ketika mendengar ucapan air barusan.
"Air, sadarkah apa yang kau ucapkan? Menghancurkan batu ini? Bahkan aku memerlukan alat berat untuk sekedar mengambil sebagian kecil dari batu ini."
"Heh manusia! selalu sombong dan merendahkan makhluk lain!"
"Air katakan padaku apa maksudmu? "
"Bocah bodoh. Kemana kemampuan berpikir filosofismu? Ayolah sayang, aku yakin kau tak sebodoh itu. Apa kesedihanmu telah membuatmu benar-benar bodoh?"
"Mungkin."
"Putus asa! Aku heran, kenapa makhluk berotak seperti dirimu rela putus asa?!"
"Ah air, kau tak tahu betapa dalam lukaku. Seseorang telah menyakiti aku. Aku terhinakan sekali. aku memeng bukan apa-apa tapi tak seorangpun berhak manyakiti aku bukan?Sakit sekali air.Bahkan aku tak tahu apakah aku bisa bersabar."
"Nah itu dia! Sabar! Kesabaran! Tidak tahukah kau aku banyak mengajarimu banyak hal, termasuk kesabaran? Tidakkah kau berpikir, aku juga merasa sakit ketika manusia-manusia mengotoriku? Melemparkan sampah di aliranku? Mereka merubah warnaku dengan sampah-sampah."
Apa arti kesabaran, air?"
"Entahlah. Aku tak pandai menyusun kata untuk memberi batasan kesabaran. Yang aku tahu, tetap berusaha, tetap berjuang itu adalah bagian dari kesabaran. Tetesan-tetesanku yang jatuh di batu itu adalah pelajaran tentang kesabaran untukmu, sayang. Aku yakin batu itu akan terbelah bahkan akan menjadi debu selama aku tetap berusaha untuk meneteskan airku ke atasnya."
"Tapi air...."
" Ah, ayolah bocah bodoh. Apakah kau tak bisa menagkap analogiku?"
"Bukan.Tapi..."
"Sudahlah. tetaplah berusaha seperti aku menetes. Jangan pernah berhenti. Sekarang menyingkirlah, kau menghalangiku."
Aku berdiri kemudian beranjak pergi. Sejenak aku melihat batu yang kini basah lagi oleh tetesan-tetesan air. Di atas batu itu ada lubang berdiameter 2-3 centimter. Air kembali bekerja, menetes dengan keyakinanya untuk menghancurkan batu itu.Innalloha ma'ashobiriin....
Wassalam,
Adryan Mulya Hadinata
"Om_Ryan"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar