Rabu, 11 Februari 2009

BELAJAR DARI SEMUT !


Belajar Dari Semut !
Dr. ‘Aidh al-Qarni


Siapa yang tidak kenal Dr. Aidh al-Qarni ? Penulis buku-buku “best seller” kelahiran Saudi tahun 1379 H ini bisa dikatakan sebagai penulis Islam terpopuler dan paling ditunggu buku-buku barunya oleh kaum muslimin. Dalam buku terbarunya yang berjudul Hakadza Haddatsanaz-Zamaan, penulis yang hafiz Al-Qur’an ini
menceritakan sebuah kisah yang sangat menarik, yakni tentang Semut dan Kesuksesan.
Begini nasihatnya ;

“Di antara pelajaran terbesar yang bisa disaksikan di dalam dunia kesuksesan adalah kehidupan hewan yang bernama semut. Semut, akan selalu berusaha secara berulang-ulang dan terus menerus, sampai ia berhasil menggapai tujuan yang diinginkan. Ia merangkak di sebuah pohon, lalu jatuh kemudian bangun lagi dan berusaha untuk merangkak lagi ke atas pohon, lalu terjatuh lagi, begitu terjadi berulang-ulang, namun ia tetap terus berusaha sampai akhirnya ia berhasil naik ke atas pohon yang diinginkan dan mendapatkan apa yang dicari tanpa merasa lelah dan bosan.
Jika jalan yang akan dilalui terhalang, maka ia akan berusaha lewat dari arah kanan dan kiri, namun jika ia tetap kesulitan untuk berjalan maju, maka ia akan berhenti sebentar, kemudian kembali lagi dengan sebuah tenaga yang jauh lebih kuat dibanding yang pertama. Mungkin ia akan menjauhi jalan pertamanya yang sulit karena ada beberapa rintangan, namun ia akan tetap kembali berjalan menuju arah yang sama dengan mencari jalan lain, sehingga ia sampai di tujuan.

Hewan semut memiliki kekuatan yang luar biasa di dalam merealisasikan tekadnya untuk meraih apa yang diinginkan, ia tidak pernah memiliki rasa bosan dan putus asa. Sehingga semut adalah hewan yang dijadikan contoh panutan di dalam hal ambisi dan tekad kuat yang tidak mengenal kata putus asa. Ada sebuah cerita, suatu ketika ada seorang Arab badwi pergi untuk sebuah keperluan, ketika ia merasa sangat letih, capek dan merasa putus asa, maka ia lantas duduk dan berfikir untuk kembali lagi. Lalu ia melihat seekor semut yang merangkak naik ke atas batu besar, namun semut tersebut jatuh, kemudian merangkak lagi dan jatuh lagi. Hal ini terjadi sampai berulang kali, namun si semut tetap beruasaha dan berusaha, sehingga akhirnya ia berhasil sampai ke atas batu besar tersebut. Melihat pemandangan seperti itu, orang Arab
badwi tersebut berkata dalam hati, "Saya seharusnya lebih pantas untuk bersabar dan berusaha keras dari pada semut tersebut." Lalu ia pun melanjutkan perjalanannya kembali, sehingga akhirnya ia pun bisa sampai ke tempat tujuan yang diinginkan, lalu ia berkata,

"Cari dan raih, jangan pernah berkeluh kesah dan bosan dari usaha meraih apa yang kamu inginkan. Karena penyakit orang yang ingin mencari dan meraih sesuatu adalah rasa bosan."

"Tidakkah kamu lihat tali dalam waktu lama, bisa memberi bekas pada kerasnya sebuah batu."

Sesungguhnya di dalam kehidupan semut terdapat pelajaran dan tauladan bagi orang-orang yang berakal, yaitu keuletan, kesabaran, tekad kuat, sikap pantang menyerah dan berusaha tanpa mengenal kata lelah dan bosan. Semut terkenal memiliki kecerdikan luar biasa di dalam usahanya mendapatkan apa yang diinginkan. Seseorang yang pernah menulis dan meneliti tentang kehidupan semut mengatakan bahwa semut mengumpulkan makanannya dari musim panas sampai musim dingin. Karena semut tidak banyak keluar pada musim dingin, maka ia menyimpan makanan musim dingin dan hanya dimakan ketika memang telah datang masanya. Dan agar biji-bijian yang ia simpan tidak tumbuh di dalam tempat penyimpanan, maka
dengan izin dan kuasa Allah SWT –Zat Yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya kemudian membekalinya dengan sesuatu yang bisa dijadikan untuk mencari penghidupan- si semut membelah biji tersebut dari tengah agar tidak tumbuh.

Jika jalannya terhalangi oleh genangan air yang tidak bisa ia lewati, maka ia bersama kawan-kawannya saling bergandengan membuat semacam jembatan. Jika semut-semut lainnya sudah menyeberang, maka semut-semut yang membentuk semacam jembatan tersebut merapat ke tepi. Maha suci Zat Yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian membekalinya dengan akal, insting (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan hidupnya masing-masing!!

Jika seekor semut menemukan sepotong daging atau kaki belalang, namun ia tidak kuat membawanya sendiri, maka ia akan pulang ke rumah semut dan memanggil kawan-kawannya yang lain untuk bersama-sama membawa makanan yang ditemukan tersebut. Semut memiliki sifat ulet dan kesabaran luar biasa yang bisa menjadi pelajaran bagi orang yang ingin meraih kesuksesan. Bahkan seandainya Anda meletakkan sebuah batu di tengah-tengah jalan yang digunakan untuk lewat oleh kawanan semut, maka mereka akan berhenti, namun tidak akan berbalik arah ke belakang lagi. Akan tetapi ia akan tetap menunggu atau berusaha menaiki batu yang anda letakkan tersebut atau berusaha lewat melalui celah-celah yang ada di kanan kiri batu atau mencari jalan alternatif lain yang memiliki arah tujuan yang sama, mereka tidak mengenal kata mundur dan kembali.”

Kisah Semut dan Kesuksesan di atas baru satu cerita dari sekitar 300-an kisah dan nasihat yang dipaparkan dengan begitu menarik oleh Dr. Aidh al-Qarni. Selain dikenal mampu memunculkan motivasi bagi siapa saja yang membaca karya-karyanya, Dr. Aidh al-Qarni dikenal sebagai ulama yang faqih di bidangnya. ia mendalami ilmu syariah dan dakwah, serta mendalami ilmu tafsir seperti Ibnu Katsir, At-Thabari, al-Qurthubi, bahkan tafsir Fi Dzilalil Qur’an karya Sayyid Quthb. Dengan begitu, karya-karyanya selain enak dibaca juga sangat diperlukan oleh kaum muslimin.

Memang, kehidupan itu sendiri adalah sebuah perlombaan dengan waktu. Betapa kita sering diingatkan ;

“Demi Waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”
[Al-'Ashr : 1-3]

Sebenarnya banyak hal hebat yang dapat kita lakukan baik itu untuk kehidupan kita di dunia maupun di akhirat. Memosisikan diri bahwa hidup kita hanya hari ini saja akan memacu diri menuju kekhusyuan beribadah. Kita juga akan terdorong untuk melakukan yang terbaik bagi kehidupan dunia ini karena merasa tidak ada waktu lagi yang tersedia di esok hari.

Berkaryalah

Dr. Aidh al-Qorni mengawali buku “Cahaya Zaman” dengan sebuah tulisan yang memotivasi
semangat kita untuk beramal, dengan judul “Berkaryalah”.

“Yaitu Anda memiliki posisi di alam ini, sehingga Anda adalah sebuah angka
yang memiliki nilai, bukan hanya sekedar nol yang terletak di kiri angka.
Artinya anda harus ikut berpartisipasi dan berperan di dalam usaha memakmurkan
bumi dan membangun kehidupan ummat serta ikut mempersembahkan sebuah karya
dan jasa yang sesuai dengan kemampuan Anda, bukan sebaliknya, hanya menjadi
beban bagi ummat. Sesungguhnya lebah yang mati akan dilempar ke luar sarang,
karena ia sudah tidak berharga sama sekali, tidak bisa lagi menghasilkan
madu. Pohon yang kering akan dicabut dan dibuang ke luar kebun, karena sudah
tidak dapat diharapkan kemanfaatannya.

Lantas kalau begitu apa balasan yang pantas bagi orang yang mendengar dan
melihat, namun ia tidak bekerja, tidak berkarya dan tidak memiliki andil
di dalam usaha membangun kehidupan ummat. Seorang pelajar yang tidak pergi
ke sekolah tanpa ada alasan yang dibenarkan, akan tetapi ia malah duduk
bersama ibunya di rumah, maka balasan yang pantas baginya tidak lain adalah
cambukan keras agar ia langsung mau berdiri dan berlari secepatnya menuju
sekolah. Seorang pekerja yang malas dan kerjaannya hanya tidur, maka hukuman
yang tepat tidak lain adalah teguran keras dan tidak diberi upah, agar ia
kapok dan sadar dari kemalasannya tersebut.

Seorang alim yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak mau memberikan kemanfaatan
kepada orang lain, maka ia berhak untuk dihapus dari buku catatan daftar
orang-orang yang memiliki nama harum dan dikenang. Karena ia tidak mau berkorban
dan tidak mau memberi contoh baik kepada orang lain. Wahai orang yang menginginkan
kebaikan bagi diri dan ummat, jangan sampai Anda menjadi orang yang tidak
memiliki nilai sama sekali sehingga anda terlupakan, janganlah Anda menjadi
seperti barang yang tidak berharga,


"Seseorang tidak memiliki kebaikan sama sekali di dalam kehidupan ini, jika dia
adalah orang yang dianggap sebagai sampah dan kotoran masyarakat."

Sumber:Buku Cahaya Zaman
Penerbit : Al Qolam (Kelompok Gema Insani)

Wassalam,

Adryan Mulya Hadinata

"Om_Ryan"

0 komentar:

Posting Komentar